Posts

Showing posts from 2016

Bangku Cadangan: Filler Binder Katanya? [Bagian 2]

Image
Taken from  here. Kamu tahu apa itu filler binder ? Filler -pengisi. Binder -pengikat. Penggisi sekaligus pengikat. Dalam pembuatan sediaan farmasi, khususnya tablet, kita akan membutuhkan filler binder  ditambahkan sekenanya seperlunya dalam pembuatan tablet. Sesuai fungsinya sebagai bahan tambahan, filler binder ya sebagai pengisi dan pengikat. Pengisi ruang-ruang kekosongan. Hanya ditambahkan apabila perlu. Pun jika tidak mengapa. Ah. Apa iya? Bila mana seseorang yang begitu kerennya,begitu lihainya, begitu mahirnya, begitu ahlinya merasa bahwadirinya hanya filler binder . Filler binder  katanya?! Rasanya ingin sekali mendorongnya ke sudut dinding lalu meneriakinya, 'What do you mean ? Heh, kau ini sudah terlahir keren, sempurna, mahir dan ahli, bisa-bisanya mengatakan dirimu filler binder ? Tega betul kamu bilang begitu. Tahu apa kamu tentang filler binder ? Sedangkan keberadaanmu selalu dicari dan dibutuhkan selalu. Dan sekarang kamu berteriak-teriak kera...

Bangku Cadangan [bagian 1]

Image
Taken from  here Suatu hari ketika sedang wawancara sebuah BSO, tiba-tiba saya menjadi sangat emosional. Apa yang terjadi? Si mbak pewawancara bertanya pada saya, "Tolong ceritakan apa keahlianmu." Saya berpikir sejenak. Kalau si Mbak bertanya seputar kelebihan kekurangan, saya masih bisa menjawab. Kali ini si Mbak bertanya mengenai keahlian. Memang selama ini saya ahli di bidang apa? Saya bisa menulis, cerpen, esai, puisi, artikel, saya bisa. Saya bisa menggambar, sketsa wajah, bangunan, bermain warna cat air, mendesain dengan corel draw, saya bisa. Saya bisa berbicara di depan umum, mempresentasikan sesuatu, memotivasi, saya bisa. Saya bisa menjadi pendengar yang baik, duduk diam dan menanggapi, saya bisa. Saya bisa memainkan alat musik, memainkan sedikit lagu dengan keyboard, mengingat dan mencari not, saya bisa. Saya bisa melakukan banyak hal yang bisa dikategorikan dalam suatu keahlian. Bisa. Tapi saya tidak pernah ahli. Saya tidak pernah menjadi yang paling. S...

Why Finish? Not Perfect?

Image
Doc. pribadi Bukan berarti mengutamakan poin sempurna itu salah. Bahkan ketika mengutamakan poin sempurna artinya kamu fight  berusaha mati-matian untuk mengusahakan untuk the best of the best . Masalahnya manusia tidak luput dari ketidaksempurnaan. Masalahnya, tidak banyak artinya sesuatu yang sempurna tetapi tidak selesai. Ah. Sebenarnya, selesai sendiri adalah kriteria dari sempurna. Tidak sempurnalah iman seorang muslim jika dari tangan dan lisannya masih melukai muslim yang lain. Tidak sempurnalah suatu hal jika ia tidak menyelesaikannya. Oke itu nggak nyambung . Agak maksa . Tidak akan sempurna kalau belum selesai. Makanya, lebih dari apapun, usahakan apa yang kamu kerjakan itu selesai. Percuma kamu membuatnya sempurna, merencanakan dengan sempurna, kalau pun toh nyatanya itu tidak selesai. Percuma. Menyia-nyiakan usaha. Nah makanya. Dimulailah proyek ini. Finish not perfect . Rencananya sederhana, menyelesaikan semua karya setengah jalan yang sudah saya garap berab...

Now and Then

Image
Yep.  It's now and then . Late post memang. Proyek lebaran lalu. Tapi belum sempat naik cetak karena keadaan yang kurang memungkinkan.  Terus terupdate karena person  in frame  nya juga terus tumbuh.  We grown up . Postingan intermezzo karena semakin sibuk dengan jadwal kuliah dan praktikum. Akan jarang menulis di blog kecuali pada saat-saat selo tertentu saja. Atau memang ada materi yang perlu dibagi. Yey.  Congkak kali. Enggak congkak. Hanya mengabarkan. Mungkin akan lebih update dari instagram. Mau memulai proyek yang baru. Namanya ' Finish NOT Perfect '. Harus dimulai sekarang dan tentunya diselesaikan. Supaya nggak hanya jadi wacana :) Sementara latihan di situ dulu. Bye bye.   Doc. pribadi

Monkey Mind

Image
Hmm. Jadi, ceritanya adalah tidak fokus. Atau biasa disebut monkey mind . Adalah keadaan dimana kamu bisa memikirkan banyak hal jumping from one to another  tanpa kamu kendalikan. Bahasa simpelnya, kamu nggak fokus. Doc. google taken from  here Iya. Seperti saya ini. Kadang tidak fokus. Sebenarnya seriously  itu menganggu. Ketika kamu sedang menyetir, hendak ke suatu tempat, tapi tiba-tiba sudah sampai aja. Mending sampai. Kalau di tengah jalan terus tetiba kamu kepikiran plot atau alur cerita lalu... kamu harus menuangkannya, kamu membuat rencana dan cetak biru di kepalamu, lalu seketika kamu salah jalan dan lupa, tadi tujuanmu mau kemana. Duh. Atau ketika otakmu sedang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah di hadapanmu, dia malah lari-lari main-main memikirkan masalah nun di jauh sana. Lebih-lebihnya sudah capek si otak tadi lari-lari, berpikir, merancang rencana, kalau nggak ditulis, maka wooosh . Hilang. Lupa. Tapi jangan panik. Jangan mensugesti diri kamu ...

Negara Patriarchy

Saya bukan pendukung feminisme. Saya hanya tidak suka gagasan negara patriarchy , dimana ketika laki-laki yang bersalah maka kami kaum perempuanlah yang berdosa. Saya bukan pendukung feminisme. Saya dulunya mengharapkan saya terlahir sebagai seorang laki-laki. Bukan karena saya memang benar ingin. Bukan pula karena orientasi seks atau semacamnya. Tapi bagi saya, di mata saya, menjadi laki-laki selalu menyenangkan. Kalian. Kaum laki-laki harusnya bersyukur. Kebaikan sekelumit yang dilakukan laki-laki selalu bernilai luar biasa besar di mata sosial. Laki-laki, tidak bisa memasak, tidak rapi, ugal-ugalan, berkata kasar, acuh tak acuh, adalah hal biasa, dan hal tersebut tetap terlihat keren. Bukan merupakan suatu kesalahan. Tapi laki-laki bisa memasak, rapi, sopan, ramah, dan baik hati? Perfecto . Pun sama di kancah pemerintahan, politik, kepemimpinan, laki-laki selalu bernilai lebih. Lebih netral, lebih logis. Lebih bisa diterima kaum manapun. Saya tidak menafikkan bahwa hal terse...

Kejar, Lari, Ambil! [Bagian 2]

Postingan sebelumnya:  Kejar, Lari, Ambil! [Bagian 1] Tidak lama dari penutupan registrasi beasiswa tersebut, peserta yang lolos tahap seleksi satu diumumkan. Lantas saya bertemu kembali dengan senior saya itu. Saya mengabarkan bahwa hari ini adalah hari pengumumannya. Lantas si senior bertanya, pertanyaannya mengiris hati, menampar batin. Serius.  Nggak bohong . "Iya hari ini pengumumannya. Tadi aku membaca, tapi aku tidak menemukan namamu di situ. Apakah aku salah membaca? Atau..." Pertanyaan menggantung itu seketika menghunjam jantungku. Tsaah. Serius. Waktu mendengar itu, sakitnya bukan main. Tertohok yang benar-benar tertohok. Di kepala saya waktu itu sudah ada ilustrasi panah yang tiba-tiba menusuk entah dari mana tepat di jantung saya.

Kejar, Lari, Ambil! [Bagian 1]

Huft. Keren ya. Kalian tuh. Bikin ngiri. Astaghfirullah. Aku mah apa? Remah rengginang aja nggak level :( Hmm, jadi begini alur ceritanya. Suatu hari yang cerah, 'Eh halo. Sekarang kelas berapa?' Oh c'mon . Aku nggak terlihat sechubby dan se-imut itu sampai setiap bertemu dengan orang pertanyaan yang pertama kali terlontar adalah ' kelas berapa ' bukan ' studi di mana ' atau ' ambil prodi apa ' atau'  kuliah dimana ' atau yang lebih konkret lagi, ' semester berapa ' . 'Kuliah, mbak.' 'Kuliah, pak.' 'Kuliah, tan.' 'Kuliah, oom.' 'Oh. Haha. Maaf maaf.' 'Oh, kamu suka nggambar . Kok nggak masuk FSRD aja ? Atau arsi?'

Kenapa anak Advo?

Image
Kamu anak departemen advo? Kamu bercanda, ya? Bercanda? Mungkin.  Tapi saya tidak sedang bercanda. Iya. Sudah biasa. Adalah pertanyaan pertama yang terlontar ketika saya menjawab pertanyaan ' Kamu di BEM departemen apa? ' adalah pertanyaan yang sering saya dengar setelah pertanyaan, ' Sekarang kelas berapa? '  Sudah kebal.  Anyway, saya juga tudak pernah mengerti apa yang terjadi dan berkembang di masyarakat mengenai saya.  How social defined me .  They don;t know who I am, but they judge me less than a sec .  But hey, that's how social works . Apa yang salah dengan menjadi alumni Padmanaba yang senang menggunakan pakaian semi syar'i -kalau tidak bisa dibilang syar'i- dan senang mengaji? Apa yang salah dengan muslimah berjilbab yang tahu lagu simple plan? Apa yang salah dengan muslimah berjilbab menyampaikan aspirasinya dan berkontemplasi mengenai alam? Men tadabbur i makhluk ciptaan Allah? Men tafakur i fenomena sosial yang terjadi di...

Apakah kamu baik-baik saja?

Image
Taken from  here Tadi malam aku memimpikan wajahmu. Memimpikan kamu tersedu mencoba menerima kepergian ayahmu. Kamu sangat tegar. Kamu luar biasa. Begitu nyata, sampai kala terbangun aku bertanya, bagaimana kabarmu hari ini? Lama sudah kita tidak bertukar kabar. Apakah mimpi ini sebuah pertanda? Haruskah aku menyambangi pondok perimu itu sekali lagi? Atau mungkin lebih dari sekali? Perlukah kubawakan bunga dan selai untuk kita santap bersama? Tadi malam aku memimpikan wajahmu. Kamu sedih. Kamu lelah. Berpeluh sedang mengambil kerja sambilan. Tapi kamu tidak sedang bekerja sambilan kan? Kamu hanya tersenyum. Lalu seperti dulu kamu berkisah. Kisahmu selalu membuatku tertawa. Selalu? Bahkan kamu baru pernah berkisah sekali. Dua kali jika kisahmu yang ini dihitung. Belum selama itu ternyata. Tapi kamu berhasil membuatku tertawa. Lalu tidak jauh dari situ kita bersama bermain-main musik dengan anak-anak yang mulanya bahkan angkuh tidak mengindahkan kedatangan kita. Begitu nyata,...

All Come and Punch Me

Image
Taken from  here At the same time. Semua datang terlalu tiba-tiba. This semester was a very hard semester. All problem hit me one punch at the same time. Andai kata ini adalah pertarungan tinju, saya pasti sudah knocked out  dan tidak bisa bangkit lagi. Bisa. Tapi sulit. Tertatih. Macam Tikus putih pkm-nya Nadia saja. Macam Alm. Muhammad Ali yang akhirnya menderita parkinson di sisa usianya tamat sebagai legenda tinju yang menurut saya, outstanding . Bedanya beliau outstanding  tapi tidak dengan saya. Saya jatuh. Telak. Mencoba untuk bangkit. Dan untuk pertama kalinya. Saya kembali merasakan pipi saya basah bukan karena air wudhu atau karena air keran lainnya. Tapi karena air yang tetiba keluar dari mata. Semua begitu tiba-tiba sampai-sampai saya tidak sempat menyiapkan serangan balik, bahkan hanya sekedar tambahan energi untuk bangkit pun tidak. Sosial, ekonomi, fisik, mental, semuanya. Dari mulai kesibukan organisasi, jadwal kuliah dan praktikum, sampai uru...

1 Ramadhan: Writing Challenge Begin!

Image
Doc. Pribadi Ah. It's Ramadhan! I'm just too excited that now, we're in :') Aaaaaaaa! Saya sangat senang. Semoga Ramadhan tahun ini barokah. Meskipun setengah ramadhannya sendiri habis untuk fokus UAS. Huhu. Karena sudah memasuki bulan ramadhan lagi. Saatnya untuk Writing Challenge #2 Mari menantang batas sampai sejauh apa saya bisa mengolah kata. Enggak sih, cuma alibi aja biar nggak balik tidur sehabis sahur dan sedang tidak mood untuk mengulang pelajaran.

ALERT!

Image
ALERT! Ada mas-mas alien! doc. pribadi taken by Yurida Ni'ma I couldn't help but post this funny photo. Well, there's nothing to do with the guy pose next to me. Anyway he is my senior. He is kind and funny. He could get along with people easily. Such an easygoing person. No. This post wasn't dedicated for him or what. I just couldn't help it while it's impossible to use it as a profile picture at any account of my social media, or even post it on instagram. Know what? They probably will judge it in less than a second. No. We're nothing. Absolutely not. It was taken only because of his overload randomness after Lustrum Farmasi 70. When I was make pose prepared, my friend was counting but then, this super random senior appear and voila he stood next to me making super random poses. Actually, it was fun. That's why I could not help but post it. Well, I could say that I've been overjoyed that time. So then, pardon my random intermezzo po...

Dear Partners

Image
Taken from  here Oh Dear, Partner, I hope you've never read my stories. I hope you've never read my blog. I hope I didn't wrote that posts. But it had passed. Misunderstanding might be happened. I hope you are not misunderstood. We're a partner, in crime? in job? in duty? We're simply just a friend, bound together, feeling the same joy and pain, We're friend and we would always be :) Agree? Sincerely, Your friend. Partner (n) | A person who takes part in an undertaking with another or other, especially in a business or company with shared risks and profits Why this word partner is never fit in to me? Why this word partner are never work out on me? I always keep it in disguises. Well, I never mind it though. It's only another word of ally. But sometimes, it is hurt to say that, part of my heart would reject it and loudly shout an objection. Which one is right? The one which shout louder. So then, that part of my heart win the re...

Hello There

Busy. Well. It's a simple heart breaking answer I could give to you. It's only I won't tell you why. It's just busy. I hope it could answer and it's enough. Time passed. People come and go. I think, I begin to understand the rhyme, I can see the bigger picture that it's just a game. Right. It's just a game. Then now, I play. Let's play together, huh? We simply come and go no matter what's the reason. Sometimes you don't need any reason, but some other you need it the most. I wonder. If people read my posts. I think they would understand how or why my w=mind is working drawing pictures and word typing. I'm easy to be read.  It's so easy :)) Why won't you just come and visit someday. 

Re-write: Aku mengagumimu (InsyaAllah) Karena Allah

Image
Aku mengagumimu (InsyaAllah) Karena Allah Mungkin karena aku mengaguminya atas dasar agamanya. Mungkin karena aku menyayanginya sebagai sahabat di jalan Allah. Rasa sayang itu tidak memerlukan balasan. Hal itulah yang membuat mengapa rasa sayang itu begitu indah. Rasa sayang itu saling peduli. Hal tersebut yang menguatkan pula. Mungkin karena aku terlanjur mengagumi. Mungkin rasa kagum yang hanya dapat bersembunyi, yang membuat hati kecil selalu termotivasi. Sesuatu, seseorang, yang mempengaruhi untuk berubah. Aku mengagumimu karena Allah. Semoga dengan rasa kagumku aku dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Terimakasih