Apakah kamu baik-baik saja?
![]() |
Taken from here |
Tadi malam aku memimpikan wajahmu. Memimpikan kamu tersedu mencoba menerima kepergian ayahmu. Kamu sangat tegar. Kamu luar biasa. Begitu nyata, sampai kala terbangun aku bertanya, bagaimana kabarmu hari ini? Lama sudah kita tidak bertukar kabar. Apakah mimpi ini sebuah pertanda? Haruskah aku menyambangi pondok perimu itu sekali lagi? Atau mungkin lebih dari sekali? Perlukah kubawakan bunga dan selai untuk kita santap bersama?
Tadi malam aku memimpikan wajahmu. Kamu sedih. Kamu lelah. Berpeluh sedang mengambil kerja sambilan. Tapi kamu tidak sedang bekerja sambilan kan? Kamu hanya tersenyum. Lalu seperti dulu kamu berkisah. Kisahmu selalu membuatku tertawa. Selalu? Bahkan kamu baru pernah berkisah sekali. Dua kali jika kisahmu yang ini dihitung. Belum selama itu ternyata. Tapi kamu berhasil membuatku tertawa. Lalu tidak jauh dari situ kita bersama bermain-main musik dengan anak-anak yang mulanya bahkan angkuh tidak mengindahkan kedatangan kita. Begitu nyata, sampai kala terbangun aku masih bisa mendendangkan lagu asing yang barusan kita nyanyikan bersama. Apa lirik lagunya?
"Merindukanmu. Bila kukejar kesini kesana maka kamu lari dan pergi lagi."
Tadinya aku bahkan masih bisa mendengar nadanya. Masih bisa menyanyikan nada lagu asing yang tiba-tiba terselip dalam mimpiku itu. Meskipun sekarang aku lupa. Tapi mimpi itu begitu nyata. Hangatnya seperti dongeng anak-anak.
Tadi malam aku memimpikan wajahmu. Tersenyum dan menyambut genggaman tanganku, tunggu, apa kataku?
"Kamu mau menemaniku belajar hari ini?"
Dan kamu tersenyum mengangguk seraya berseru seperti biasa mengiyakan. Seperti biasanya kamu mengiyakan setiap ajakanku. Tertawa pada setiap candaku. Menepuk bahuku setiap kali melihatku melamun. Menarikku lagi setiap aku tertinggal di belakang.
Kamu. Kamu. dan Kamu.
Apa kabarmu? Apakah kamu baik-baik saja?
Comments
Post a Comment