Re-write: Aku mengagumimu (InsyaAllah) Karena Allah
Mungkin karena aku menyayanginya sebagai sahabat di jalan Allah.
Rasa sayang itu tidak memerlukan balasan.
Hal itulah yang membuat mengapa rasa sayang itu begitu indah.
Rasa sayang itu saling peduli.
Hal tersebut yang menguatkan pula.
Mungkin karena aku terlanjur mengagumi.
Mungkin rasa kagum yang hanya dapat bersembunyi, yang membuat hati kecil selalu termotivasi.
Sesuatu, seseorang, yang mempengaruhi untuk berubah.
Aku mengagumimu karena Allah.
Semoga dengan rasa kagumku aku dapat menjadi pribadi yang lebih baik.
Terimakasih
Assalamu'alaikum!
Nah nah, kenapa saya re-write postingan bertanggal 13 Mei 2013 itu?
Pertama, karena setelah saya cek blog saya, postingan saya yang satu itu semakin lama semakin banyak saja viewersnya, entah dari mana. Pada awalnya entah mengapa juga itu adalah postingan paling laku dari blog saya setelah postingan 'Ekspresi Fatma' yang memang isinya lebih banyak foto adik saya Fatma.
Dari manakah pertambahan viewers misterius itu? Olala. Rupanya, viewers misterius tersebut datang sebagai surfer search engine terkenal. Yap. Mereka mengetikkan sebuah kata kunci, dan menemukan postingan blog saya tersebut berada di halaman depan mesin pencarian mereka. Tebak, apa kata kuncinya? Aku mengagumimu karena Allah. MasyaaAllah.
Yang saya khawatirkan, adalah postingan tersebut dipublikasikan pada jaman bahula yang ditulis dengan bekal seadanya, sangat sederhana, dan bisa jadi tidak berlandaskan dasar apa-apa. Mulanya saya menuliskan hal tersebut sebagai terapi bagi hati saya, supaya tidak menghamba pada cinta. Menghambalah pada Yang Memiliki Cinta. Atas dasar hal tersebut, saya sangat takut akan menjerumuskan banyak orang dengan postingan saya tersebut. Postingan yang jelas-jelas hanya intrepetasi sekenanya dari seorang saya.
Jadi, apapun yang kalian, para viewers baca, mohon diingat bahwa tulisan di atas hanyalah bait puisi yang isinya hanya secuil intrepetasi abal-abal dari penulis. Maaf karena mungkin hal ini mengecewakan Anda sekalian.
Kedua, saya sebenarnya lumayan kaget, artinya, sekarang banyak orang yang mencari apa itu mengagumi karena Allah? Atau dalam bahasa arab yang lebih keren, ana uhibbuka fillah. Dalam hal ini, saya tidak dapat menentukan, is it right? or not? I mean, secara kasat mata ini adalah hal yang bagus, artinya, sekarang ini sudah banyak yang paham bahwa, yeah, kalau kamu mau mencintai seseorang, cintailah hanya karena Allah akan mencintainya juga, atau setidaknya, engkau akan mencintai Allah lebih dari dia. It's good, right?
Tetapi menjadi hal yang salah jika, only if, kalimat 'mencintai karena Allah' dijadikan kedok sebagai penghalalan relasi sebelum akad. Pacaran cara islam lah, pacaran legal lah, pacaran islami lah. Hei. You're wish! Islam nggak pernah menghalalkan pacaran, entah bagaimana caranya. And now, for your information, people are already knew it well. So then, ketika masih aja ada yang berpikiran ada yang namanya pacaran cara islami, please, you're got drunk, just go home.
Lebih parah lagi, kalau hal tersebut dijadikan kedok modus kejahatan bentuk apa saja. Akhwatfillah, ikhwanfillah, jangan mudah percaya sama kata-kata manis. Sebab yang manis tidak selalu baik. Segala hal yang terlalu tidak pernah baik. Apalagi manis. Nanti bisa diabetes. Duh.
Nah Anyway,
Allah tidak pernah menciptakan kegelapan, gelap hanyalah ketiadaan terang
Allah tidak pernah menciptakan kebencian. Ia hanyalah rasa cinta yang dikecewakan.
Allah itu Maha Penyayang. Jadi, kita cukup percaya bahwa semua rasa itu datangnya dari hati, ceilah, kalau menurut ilmu anatomi fisiologi sih malah bukan di hati, dia ada di otak kecil dan batang otak. Karena kita nggak hanya dibekali hati untuk merasa, tetapi juga akal untuk melogika, gunakanlah! Nah loh. Pentingnya cukup pada tahap mengikhlaskan hati untuk merasa. Well done. Jangan diumbar. Saru. Tabu. Nggak ilok. Jangan diumbar nanti hambar. Tapi juga jangan ditekan, jangan dimaki, dicaci, apalagi disalah-salahkan. Nanti nggak jadi move on, jangan mendzolimi diri sendiri. Apalagi hati sendiri. Cukup diterima saja apa adanya, seperti kamu menerima tetesan rintik hujan. Ia lembut menerpa ketika menetes mengenai bagian dari kita.
Ingat bahwa merasa, pun adalah anugerah dari Allah. Lantas, patutlah kita mensyukuri, dengan cara yang indah pula. Selipkan doa, jika kamu tengah merasa, berdoalah bahwa rasa itu hanya akan mendekatkanmu dengan Yang Maha Pemilik Rasa.
Wassalamu'alaikum.
Hey! Try to dance with the rain, not to avoid the raindrops.
Pertama, karena setelah saya cek blog saya, postingan saya yang satu itu semakin lama semakin banyak saja viewersnya, entah dari mana. Pada awalnya entah mengapa juga itu adalah postingan paling laku dari blog saya setelah postingan 'Ekspresi Fatma' yang memang isinya lebih banyak foto adik saya Fatma.
Dari manakah pertambahan viewers misterius itu? Olala. Rupanya, viewers misterius tersebut datang sebagai surfer search engine terkenal. Yap. Mereka mengetikkan sebuah kata kunci, dan menemukan postingan blog saya tersebut berada di halaman depan mesin pencarian mereka. Tebak, apa kata kuncinya? Aku mengagumimu karena Allah. MasyaaAllah.
Yang saya khawatirkan, adalah postingan tersebut dipublikasikan pada jaman bahula yang ditulis dengan bekal seadanya, sangat sederhana, dan bisa jadi tidak berlandaskan dasar apa-apa. Mulanya saya menuliskan hal tersebut sebagai terapi bagi hati saya, supaya tidak menghamba pada cinta. Menghambalah pada Yang Memiliki Cinta. Atas dasar hal tersebut, saya sangat takut akan menjerumuskan banyak orang dengan postingan saya tersebut. Postingan yang jelas-jelas hanya intrepetasi sekenanya dari seorang saya.
Jadi, apapun yang kalian, para viewers baca, mohon diingat bahwa tulisan di atas hanyalah bait puisi yang isinya hanya secuil intrepetasi abal-abal dari penulis. Maaf karena mungkin hal ini mengecewakan Anda sekalian.
Kedua, saya sebenarnya lumayan kaget, artinya, sekarang banyak orang yang mencari apa itu mengagumi karena Allah? Atau dalam bahasa arab yang lebih keren, ana uhibbuka fillah. Dalam hal ini, saya tidak dapat menentukan, is it right? or not? I mean, secara kasat mata ini adalah hal yang bagus, artinya, sekarang ini sudah banyak yang paham bahwa, yeah, kalau kamu mau mencintai seseorang, cintailah hanya karena Allah akan mencintainya juga, atau setidaknya, engkau akan mencintai Allah lebih dari dia. It's good, right?
Tetapi menjadi hal yang salah jika, only if, kalimat 'mencintai karena Allah' dijadikan kedok sebagai penghalalan relasi sebelum akad. Pacaran cara islam lah, pacaran legal lah, pacaran islami lah. Hei. You're wish! Islam nggak pernah menghalalkan pacaran, entah bagaimana caranya. And now, for your information, people are already knew it well. So then, ketika masih aja ada yang berpikiran ada yang namanya pacaran cara islami, please, you're got drunk, just go home.
Lebih parah lagi, kalau hal tersebut dijadikan kedok modus kejahatan bentuk apa saja. Akhwatfillah, ikhwanfillah, jangan mudah percaya sama kata-kata manis. Sebab yang manis tidak selalu baik. Segala hal yang terlalu tidak pernah baik. Apalagi manis. Nanti bisa diabetes. Duh.
Nah Anyway,
Allah tidak pernah menciptakan kegelapan, gelap hanyalah ketiadaan terang
Allah tidak pernah menciptakan kebencian. Ia hanyalah rasa cinta yang dikecewakan.
Allah itu Maha Penyayang. Jadi, kita cukup percaya bahwa semua rasa itu datangnya dari hati, ceilah, kalau menurut ilmu anatomi fisiologi sih malah bukan di hati, dia ada di otak kecil dan batang otak. Karena kita nggak hanya dibekali hati untuk merasa, tetapi juga akal untuk melogika, gunakanlah! Nah loh. Pentingnya cukup pada tahap mengikhlaskan hati untuk merasa. Well done. Jangan diumbar. Saru. Tabu. Nggak ilok. Jangan diumbar nanti hambar. Tapi juga jangan ditekan, jangan dimaki, dicaci, apalagi disalah-salahkan. Nanti nggak jadi move on, jangan mendzolimi diri sendiri. Apalagi hati sendiri. Cukup diterima saja apa adanya, seperti kamu menerima tetesan rintik hujan. Ia lembut menerpa ketika menetes mengenai bagian dari kita.
Ingat bahwa merasa, pun adalah anugerah dari Allah. Lantas, patutlah kita mensyukuri, dengan cara yang indah pula. Selipkan doa, jika kamu tengah merasa, berdoalah bahwa rasa itu hanya akan mendekatkanmu dengan Yang Maha Pemilik Rasa.
Wassalamu'alaikum.
Hey! Try to dance with the rain, not to avoid the raindrops.
Comments
Post a Comment