Negara Patriarchy
Saya bukan pendukung feminisme. Saya hanya tidak suka gagasan negara patriarchy , dimana ketika laki-laki yang bersalah maka kami kaum perempuanlah yang berdosa. Saya bukan pendukung feminisme. Saya dulunya mengharapkan saya terlahir sebagai seorang laki-laki. Bukan karena saya memang benar ingin. Bukan pula karena orientasi seks atau semacamnya. Tapi bagi saya, di mata saya, menjadi laki-laki selalu menyenangkan. Kalian. Kaum laki-laki harusnya bersyukur. Kebaikan sekelumit yang dilakukan laki-laki selalu bernilai luar biasa besar di mata sosial. Laki-laki, tidak bisa memasak, tidak rapi, ugal-ugalan, berkata kasar, acuh tak acuh, adalah hal biasa, dan hal tersebut tetap terlihat keren. Bukan merupakan suatu kesalahan. Tapi laki-laki bisa memasak, rapi, sopan, ramah, dan baik hati? Perfecto . Pun sama di kancah pemerintahan, politik, kepemimpinan, laki-laki selalu bernilai lebih. Lebih netral, lebih logis. Lebih bisa diterima kaum manapun. Saya tidak menafikkan bahwa hal terse...