Posts

Showing posts from June, 2015

Day #6 Hiatus

Image
Actually it's been day 12 Ramadhan. But this is day #6 of the writing challenge. -- Apa yang saya lakukan selama hiatus sampai lebih dari seminggu ini? A lot of things I said . Maafkan karena challenge  -nya jadi sedikit terbengkalai. Maafkan kalau banyak terbengkalai. Jadi, mari kita lanjutkan sebenarnya ada apa di balik hiatus  saya. -- doc. pribadi  Bersyukurlah karena kita masih diberi kesempatan untuk bisa belajar. Bisa sekolah. Dengan mudah dan terpenuhi segala sarana. Bersyukur kalau orang tua kita masih doyan memberi bejibun wejangan tentang rajin sekolah, rajin ibadah. Bersyukur kalau orang tua masih marah saat kita malas-malasan sekolah. Bersyukur kalau orang tua enggak  bosan-bosannya ngoyak-oyak  kita buat tetap berangkat sekolah. Karena tidak semua anak bisa merasakan romantisme orang tua yang sedemikian rupa. Sebut saja anak-anak SD N Badran. Nah. Di sanalah saya menghabiskan separuh dari masa hiatus saya beberapa hari yang lalu. Bi...

Day #5 Insisting?

Image
doc. google browser Laa ikraha fiddiin. -- Bismillah. Hari ke 4 Ramadhan. Apakah itu jawaban dari pertanyaan sebelumnya? Mungkin saja. Al-Baqarah 256. Tidak ada paksaan dalam agama, Fan. Sudah cukup jelas mana yang benar dan mana yang salah.

When You are Old

Image
doc. www.photosbysergio.com When you are old, your eyes got wrinkled Your bones had twisted. You would barely can see things clearly. Your ear would muted. When you are old, you would left behind. Your child would walk a few more step forward. Your grand child would run a few miles forward. Does it feel lonesome? Does it feel lonesome, granny? To be left when you walk around. To do things alone, slowly. Does it feel lonesome? But I barely seen your eyes wet, Although, Those wrinkle is just getting more and more per day. Those wrinkle is just getting wider and wider per day. Those wrinkle which form your smile. Does it feel lonesome, granny?

Day #4

Image
doc. google browser Fabi ayyi 'alaa i rabbi kumaa tukadzdzibaan. -- Nah, kemarin saya temukan sebuah laman yang menggelitik hati saya. Sedikit membuka titik terang tentang kerinduan saya yang saya tuliskan kemarin. Being a muslim is not a hobby. It is a heart change followed by lifestyle change. -- That's true. Setidaknya itu membuka titik terang dari gelap gulita kebingungan saya. Meskipun itu bukanlah sebuah jawaban bagi saya. Belum. Belum jawaban bagi saya. Tapi kemudian, tidak lama saya kembali diingatkan. Jalan yang saya pilih sekarang may filled lots of blessings . Belum ada apa-apanya dibandingkan dengan saudara-saudara muslim yang ada di penjuru dunia yang lain. Muslim Rohingnya, Palestina, dan yang terakhir muslim di Xinjiang China sana. They faced too many violation . Bahkan saya juga belum melakukan apa-apa untuk mereka. My fairy world might have nothing compared to their children's world.  Tidak perlu dunia peri. Mereka bisa bernafas dan sh...

Secret

The timing is just too sharp. Can't help. Actually, what are you doing, fan? Nothing. Besides there is nothing between us. So what are you worry about? We're fine. I'm fine, at least :)

Intermezzo #1

Image
Ouy! Dattebayo :)) Why so serious? writting chalenge kali ini dipersembahkan untuk bagian diri saya yang memiliki sifat drama queen dan sangat diam. Muahaha. This is funny me report from my chilling place (read: home) . Hanya mengisi waktu luang di pagi hari supaya tidak kembali tidur, kok. Karena tidur di pagi hari itu tidak baik. || Emang nge-blog  di pagi hari itu baik? || Who cares? :D Setidaknya usaha saya berhasil sejauh ini. Mehehehe. Ini adalah intermezzo, kemungkinan masih #1 yang artinya mungkin masih ada #2 #3 #4 dan #berikutnya. Kenapa? Biar nggak serius-serius banget. Ellah, serius juga nggak papa kok. Tapi pingin aja biar imbang. Nah, di sesi intermezzo ini, saya kasih bonus.          Nah, intermezzo done,  yak :) Sana kembali puasaaa

Day #3 May Reflect

Image
Katamu kamu rindu dunia perimu? Kamu bercanda. Katamu kamu polos? Kamu bercanda. --- Asal kamu tahu, aku tidak pandai bercanda. --- doc. google browser Pernah merasakan suatu suasana, ambience, atmosphere, scent , yang pernah kamu rasakan sebelumnya? Seperti... aku mengenal suasana ini, atau aku mengenal aroma ini, seperti ketika hujan dan bau tetesan hujan yang mengenai bakteri dalam tanah yang menguar setiap kali hujan menghunjam bumi. Seperti itulah aku merindukan dunia periku. Aku polos? Tidak juga. But yes, I'm so plain. Only if you know what I mean . Mungkin sebenarnya saya hanya lelah. Saya lelah dengan tuntutan yang diberikan oleh konsep jama'ah . Lelah harus terus mengejar tanpa dimengerti. Tidak salah kalau akhirnya banyak yang gugur dan pergi. Tapi pilihan saya untuk tetap bertahan... does it make me happy or something? Entah karena saya terlalu peka atau malah terlalu tertekan sampai saya bisa memahami siapa yang berpikiran sama, siapa yang butuh ba...

Ramadhan Day #1

May we have a great and barakah Ramadhan this year :')

Day #2 Pretty

Image
doc. google browser Halo. Hari ini saya menyadari betapa saya begitu polos. Ketika saya terlambat dalam suatu acara, penyebabnya sesederhana saya malas datang, atau saya sibuk membantu orangtua, atau tetiba komputer di rumah membutuhkan treatment, saya ketiduran, atau memang jalanan sedang macet total. Tetapi hari ini, saya terlambat untuk alasan yang lain. Saya terlambat karena saya masih menunggu teman saya. Teman-teman saya . Mereka sibuk mematut dirinya dengan pulas bibir, celak mata, dan bedak tabur. Menghias dirinya supaya terlihat cantik. Terlihat dewasa. Meyakinkan. Sedangkan aku, jangan tanya aku. Aku masih sibuk dengan permen karetku. Membiarkan cermin menatapku. Membiarkan cermin menelanjangiku sampai ke relung tulangku. Itu aku. Gadis kumal sederhana dan berpenampilan kekanak-kanakan. Itu aku. Tampak sangat polos di antara gadis-gadis lainnya. Hari ini aku sadar, we're not a child anymore . Bukan. They aren't . Aku tidak tahu pasti apakah itu kabar baik a...

(30 days writting chalenge) DAY #1

Image
doc. google browser Aku tidak benar-benar tahu kapan hal ini bermula. Ketika kudapati duniaku tidak lagi semenakjubkan rimba, nyanyian pohon, tarian peri, dan warna pelangi. Duniaku kini tidak lagi sesederhana duniaku yang dulu. Dunia yang kukenali dulu adalah sebuah bilik luas, ia bilik tapi ia luas, tanpa prasangka, penuh dengan imajinasi dan harapan. Dulu, mudah saja buatku untuk mengutarakan 'Aku Suka' atau 'Aku Tidak Suka'. Aku jujur, dan aku baik-baik saja dengan kejujuranku. Aku menuliskannya di dalam buku, di atas meja, di permukaan tembok, dan di kertas-kertas lucu. Segalanya tampak sangat meyakinkan. Back then . Tidak ada yang keberatan dengan kejujuranku. Tidak juga aku. Entah sejak kapan jujur menjadi sesuatu yang kini menakutkan buatku. Aku takut mengakui kalau aku takut. Aku takut mengakui kalau aku tidak suka. Aku takut mengakui kalau aku suka. Semuanya tampak abu-abu. Tidak benar-benar benar, tetapi juga tidak benar-benar salah. Aku takut menya...