Itu Peranmu!

Ketika kamu selalu peka. Ketika kamu selalu nepakke. Ketika kamu selalu seolah perhatian. Ketika kamu selalu memberi semangat kepada orang lain...
Seakan kamu lupa untuk memberikan perhatian-perhatian kecil itu untuk dirimu sendiri.

Kata guru seniku, Mas Fahmi,
"Ngapain kamu temenmu kalau kamu sendiri aja enggak semangat."

DYAR.

Dan sangat salah ketika akhirnya kamu berharap akan ada orang yang melakukan hal yang sama untukmu seperti kamu memperlakukan orang lain.Karena cuma kamu, hanya kamu, yang bisa berbuat begitu. Karena itu peran-mu!

Bukan peran siapa-siapa.

Seperti tukang ledeng yang biasa memperbaiki ledeng milik seorang dokter dan suatu hari menginginkan ledeng rumahnya diperbaiki oleh dokter. Peran dan tugas si tukang ledenglah yang akan membenahi ledeng yang rusak. Well, dalam hal ini selalu ada dua kemungkinan:
Pertama, memang tidak ada yang mau menggantikan peranmu
Kedua, tidak ada yang bisa menggantikan peranmu

Bukan berarti mereka tidak melakukan yang terbaik. Bisa jadi, yang terbaik bagi mereka bukan yang terbaik bagimu. Pun yang terbaik bagimu tak selalu terbaik bagi mereka. Semacam kita nggak suka martabak, tapi orang yang ngasih kita emang doyan banget martabak. Jadi ketika orang tersebut mau membawakan buah tangan untuk kita yang terbaik ya terbaik sesuai standar mereka lah!

Masalahnya, bukan berarti tidak mungkin jika mereka memang tidak berniat memberikan yang terbaik.

Itulah poin susahnya.
Berprasangka baiklah. Tersenyumlah. Sekalipun mungkin senyum itu dipaksakan. Senyum itu akan menyenangkan diri sekaligus orang lain.
Tetapi ketika memilih untuk tersenyum, jangan pernah berharap akan ada orang yang tahu kapan kamu sedang bersedih, dan jangan harap mereka akan mencari tahu.

Dunia ini sudah cukup kompleks, Bung!
Cukup kompleks dengan dinamika masalah dan perselisihan. Tak perlulah mencari-cari masalahmu. Memang kamu pikir siapa kamu?

Saturday, 22 March 2014

Comments

Popular posts from this blog

70 Tahun

Pewean

Apakah kamu baik-baik saja?