Next stories
Okay :)
Tentang cinta yang mendamaikan benci
(Aduh, bau-baunya kok males mau membahas ini ya?) Aha, ya, cinta mendamaikan benci. Mengapa? Saya merasakannya, jika satu sama lain saling mencintai, saling merasa memiliki, maka leburlah sebesar apapun benci di dalamnya. Kekuatan yang demikian tidak seharusnya disalahgunakan. Hah? Disalahgunakan? Iya, disalahgunakan untuk mencintai yang bukan haknya, yang belum haknya. Ya, belum, siapa yang tahu bia ternyata Allah memantaskan diri kita dan dirinya untuk menjadi satu dan menghalalkan cintanya? Aah, malah ngelindur.
Intinya sih, tentang si romeo dan juleha kemarin, pesan cinta sesamanya kurang sampai pada viewers, baru berhasil ketika film racikan Mbak Chika diputer, kekuatan arti cinta sesamanya baru muncul. Oke, nggak usah terlalu berkomentar soal itu. Meski begitu, namanya juga Teater Jubah Macan, kapan sih enggak keren? Alhamdulillah.
Soal Runner
Yeah, runner. Apa sih tugas runner itu? Lari-lari. kan R-U-N-er. Oke deh, serah lo. Tugas Runner memang hanya lari-lari. Hanya bertugas mengganggu pemandangan para viewers untuk sekedar mengantarkan MMC atau Battery. Runner itu useless. Iya, dibandingkan dengan porsi sang cameraman runner jelas tidak ada apa-apanya. Apalagi dengan pemain. Apalah arti seorang runner. Tapi coba bayangkan seorang cameraman tanpa runner. MMC full, baterry habis, mau ngerekan apa coba? Uhuk, meskipun sebenarnya bisa saja diantisipasi dengan cara memperbanyak stok MMC dan battery sehingga tidak perlu ada runner, dan hanya perlu sang cameraman duduk diam bersama kameranya dan cadangan MMC beserta batterynya. Sesederhana itu.
Tapi, siapa yang mempermasalahkan tugas runner? Yang penting aku sudah merasa tidak terbebani karena tidak berpartisipasi. Sesederhana itu pula aku menerima tugas itu. Sesederhana, aku butuh admire beserta pengakuannya.
Tentang si neighbor (Kita panggil dia Tuan Jaket Biru)
Yeah, we just a neighbor. Yah, selumrahnya, neighbor itu saling kenal, dan minimalnya sekali, saling sapa. About this weirdo neighbor, actually, we only had... if I'm not mistaken, five time 'hi' in a whole of our life. I don't think I would like to shared it out. Not now. And this neighbor, okay this time I just look like a weirdo stalker that have crush to her neighbor since 3rd elementary school. It's just kind of fun stuff I guess.
Yeah, last Wednesday night, I went to watch a theater of his school. And my mom said, I would be able to see the theater if I promise her to not went back home alone. That time, I went with my friend, Echa. Ah, I know where it just going, my mom want's me to go home with him.
And that is the first time, I text him with an intention.
' Are you going to watch theater tonight? May I go home with you after the theater? I ride on my own motorcycle though.'
'Okay. It's okay.'
I thought it wouldn't happen. But it was. And after the theater, we are literary go home. Together. He such a sweet and nice guy. If I have any chance to know him well.. But I don't think so. Seems like, it just comfortable being like this. He don't know me, and I don't know him. And may be, even he do not care anyway about me. But I care. I'd love to know him. But still, I think, he doesn't think so.
So what? A lovey dovey story? Go home. We're actually just a stranger apart that unfortunately placed together across.
Tentang si Ditya yang terkena syndrome salah nama
Yeah, sekarang panggil dia Ditya. Sebagai bentuk rebellion atas penyalahpanggilan namaku. Dia, si Ditya, sudah berkali-kali salah menyebut namaku, dan oh, okay, dia selalu meminta maaf akan hal itu. Dan sedetik setelah permintaan maafnya ia akan mengulangi kalimatnya, dan kembali salah menyebut namaku. Sesusah itu kah? :)) Sebenarnya, hal itu hanya... lucu. Menggelikan, bisa salah nama seperti itu. Mungkin saja jika dia tidak ada hubungannya dengan postinganku sebelum sebelumnya, aku akan marah atas penyalahgunaan namaku itu.
Tapi nampaknya dia selamat. Aku tidak akan marah padanya. Selama ia terus meminta maaf padaku. Dan itulah sisi bagusnya. Setidaknya kami mempunyai sesuatu untuk menjaganya.
Baiklah. Hanya segitu yang berhasil aku curahkan.
Entahlah, ini cuma catatan tidak jelasku. Tidak bermanfaat aku rasa. Tapi bermanfaat bagiku. Because what?
Because we need something to throw up our mind, to keep it literary wide open.
Tentang cinta yang mendamaikan benci
(Aduh, bau-baunya kok males mau membahas ini ya?) Aha, ya, cinta mendamaikan benci. Mengapa? Saya merasakannya, jika satu sama lain saling mencintai, saling merasa memiliki, maka leburlah sebesar apapun benci di dalamnya. Kekuatan yang demikian tidak seharusnya disalahgunakan. Hah? Disalahgunakan? Iya, disalahgunakan untuk mencintai yang bukan haknya, yang belum haknya. Ya, belum, siapa yang tahu bia ternyata Allah memantaskan diri kita dan dirinya untuk menjadi satu dan menghalalkan cintanya? Aah, malah ngelindur.
Intinya sih, tentang si romeo dan juleha kemarin, pesan cinta sesamanya kurang sampai pada viewers, baru berhasil ketika film racikan Mbak Chika diputer, kekuatan arti cinta sesamanya baru muncul. Oke, nggak usah terlalu berkomentar soal itu. Meski begitu, namanya juga Teater Jubah Macan, kapan sih enggak keren? Alhamdulillah.
Soal Runner
Yeah, runner. Apa sih tugas runner itu? Lari-lari. kan R-U-N-er. Oke deh, serah lo. Tugas Runner memang hanya lari-lari. Hanya bertugas mengganggu pemandangan para viewers untuk sekedar mengantarkan MMC atau Battery. Runner itu useless. Iya, dibandingkan dengan porsi sang cameraman runner jelas tidak ada apa-apanya. Apalagi dengan pemain. Apalah arti seorang runner. Tapi coba bayangkan seorang cameraman tanpa runner. MMC full, baterry habis, mau ngerekan apa coba? Uhuk, meskipun sebenarnya bisa saja diantisipasi dengan cara memperbanyak stok MMC dan battery sehingga tidak perlu ada runner, dan hanya perlu sang cameraman duduk diam bersama kameranya dan cadangan MMC beserta batterynya. Sesederhana itu.
Tapi, siapa yang mempermasalahkan tugas runner? Yang penting aku sudah merasa tidak terbebani karena tidak berpartisipasi. Sesederhana itu pula aku menerima tugas itu. Sesederhana, aku butuh admire beserta pengakuannya.
Tentang si neighbor (Kita panggil dia Tuan Jaket Biru)
Yeah, we just a neighbor. Yah, selumrahnya, neighbor itu saling kenal, dan minimalnya sekali, saling sapa. About this weirdo neighbor, actually, we only had... if I'm not mistaken, five time 'hi' in a whole of our life. I don't think I would like to shared it out. Not now. And this neighbor, okay this time I just look like a weirdo stalker that have crush to her neighbor since 3rd elementary school. It's just kind of fun stuff I guess.
Yeah, last Wednesday night, I went to watch a theater of his school. And my mom said, I would be able to see the theater if I promise her to not went back home alone. That time, I went with my friend, Echa. Ah, I know where it just going, my mom want's me to go home with him.
And that is the first time, I text him with an intention.
' Are you going to watch theater tonight? May I go home with you after the theater? I ride on my own motorcycle though.'
'Okay. It's okay.'
I thought it wouldn't happen. But it was. And after the theater, we are literary go home. Together. He such a sweet and nice guy. If I have any chance to know him well.. But I don't think so. Seems like, it just comfortable being like this. He don't know me, and I don't know him. And may be, even he do not care anyway about me. But I care. I'd love to know him. But still, I think, he doesn't think so.
So what? A lovey dovey story? Go home. We're actually just a stranger apart that unfortunately placed together across.
Tentang si Ditya yang terkena syndrome salah nama
Yeah, sekarang panggil dia Ditya. Sebagai bentuk rebellion atas penyalahpanggilan namaku. Dia, si Ditya, sudah berkali-kali salah menyebut namaku, dan oh, okay, dia selalu meminta maaf akan hal itu. Dan sedetik setelah permintaan maafnya ia akan mengulangi kalimatnya, dan kembali salah menyebut namaku. Sesusah itu kah? :)) Sebenarnya, hal itu hanya... lucu. Menggelikan, bisa salah nama seperti itu. Mungkin saja jika dia tidak ada hubungannya dengan postinganku sebelum sebelumnya, aku akan marah atas penyalahgunaan namaku itu.
Tapi nampaknya dia selamat. Aku tidak akan marah padanya. Selama ia terus meminta maaf padaku. Dan itulah sisi bagusnya. Setidaknya kami mempunyai sesuatu untuk menjaganya.
Baiklah. Hanya segitu yang berhasil aku curahkan.
Entahlah, ini cuma catatan tidak jelasku. Tidak bermanfaat aku rasa. Tapi bermanfaat bagiku. Because what?
Because we need something to throw up our mind, to keep it literary wide open.
Comments
Post a Comment