Little Note

Saya sedang di sekolah dan secara halus dipaksa untuk mengepost tentang organisasi di sekolah saya tercinta, Padmanaba. A very wide post.  Well, organisasi di sini terlalu banyak. Sangat banyak. Namanya juga Padmanaba. Sekumpulan makhluk berambisi berkantung mata panda menggantung, nggak ada kata tidur, bohong ding. Uhuk, mau dimulai dari mana? Organisasi besar dulu?  Gimana daripada repot langsung check it out  di  web Padmanaba   aja? :3 Udahan aja ah postnya .___. gaje juga saya ndak tahu mau nulis apa. Udah langsung check di web yang tadi yak.  Sekian.

There are a lot of tales to tell. But no, I won't tell you any. Because right now I'm sitting over here not to tell you a tale. Not a TALE. Do you know how it feels when you were left behind? I do. Left behind. When your friend about your age show you progress of his or her life and being abroad so sudden or achieve a bunch of prizes... Or just a simple one, smile happily up your nose... what does it feel like? Does it hurts you? No. It will hurts me only if I am lonely. Oh I forgot that I'm alone. I thought that we already had the same vision. The same, just the same what we're thinking about. But no, every single one had their own way of thinking. So what's wrong? Everyone have their right to think on their way. I just... No, I don't have any right to.. Forget it. I just trying to living my live :) You too. You have no right to sue anything. I'm just the same like you. You are just have not understand yet that you are totally perfect. That...

Pengecut. Ini hidupku. Iya, hidupku. Yang memberi Allah. Hidupku ini, kalau dipikir-pikir, iya ya cuma sebuah keberuntungan, keberuntungan aku masih bisa hidup sampai saat ini. Kuhela nafas. Lalu apa yang membuatku begitu takut untuk menjalaninya? Seolah-olah aku ingin kabur ke sebuah tempat, yang terbayang dipikiranku cuma padang ilalang. Diam, dan mendengarkan suara angin. Aku jadi kangen prep JM. Seolah-olah aku hanya ingin duduk dan melihat potongan flasback film Heaven Postman atau Bridge to Terabithia berulang-ulang. Aku jadi kangen duduk diam di depan kelas waktu aku SMP dulu. Aku ingin lari. Sebegitu pengecutnya kah diriku? Sebentar, aku berlebihan. Aku hanya... kadang-kadang ingin lari. Atau diam. Tenang. Ingin beristirahat sejenak dari hiruk pikuk dunia. Beristirahat dari sebuah kompetisi kehidupan. Hanya ingin. Kalau ingin lakukan sajalah. Apa susahnya?! Apakah perlu kamu ucapkan? kamu tunjukkan? Lakukanlah. Apa susahnya? Mau sampai kapan kamu merutuki dirimu ...